CVT Indonesia – Pertamax Green 95 telah menerima tanggapan positif di 5 SPBU di Jakarta dan sepuluh SPBU di Surabaya. PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapan mereka untuk meluaskan jangkauan penyaluran produk tersebut di wilayah Jabodetabek.
Selain mempertimbangkan perluasan SPBU, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo telah mengindikasikan bahwa pemerintah sedang mengadakan diskusi untuk meningkatkan kandungan tebu dalam Pertamax Green 95.
“Kita lagi diskusi sama Menteri ESDM, pak Arifin (Tasrif). Nanti apakah ke depan kita akan mulai naikan etanol ke etanol 5 (persen), etanol 10 (persen),” jelas Tiko.
Sejalan dengan tujuan pengurangan emisi, Tiko berkeinginan agar proporsi dari tetes tebu dalam Pertamax Green 95 dapat ditingkatkan. Dia kemudian membandingkannya dengan praktik di Brazil yang juga memproduksi bioetanol sebagai komponen dalam bahan bakar.
“Kalau di Brazil itu sudah sampai E27 sekarang. Kita lagi coba, nanti progresnya dari E5 ke E10. Ini belum (menuju sana), lagi dihitung,” ujar Tiko.
Menurut analisisnya, produksi tebu untuk konversi menjadi bioetanol di Indonesia memiliki potensi yang besar. Hal ini diperkuat dengan rencana pemerintah untuk mendirikan pabrik gula di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Merauke.
“KEK Merauke ini kan nanti sebagian besar akan diarahkan untuk tebu yang akan diolah jadi etanol. Kita lagi proyeksikan kemampuan kita meng-generate etanol dalam negeri, nanti disesuaikan,” ungkapnya.
Tiko menyampaikan bahwa inklusi bioetanol ke dalam produk bahan bakar minyak akan bersinergi dengan inisiatif perluasan distribusi Pertamax Green 95.
“Pasti paralel antara produksi etanolnya sama distribusinya. Supaya masyarakat nanti mulai nyari juga. Karena ini kan bagus untuk emisinya rendah, dan oktannya juga tinggi,” tutur Tiko.
Minat terhadap bahan bakar minyak (BBM) baru dari Pertamina, yakni Pertamax Green 95, diketahui semakin meningkat. Hal ini tercermin dari volume konsumsi yang besar dari Pertamax Green tersebut di dua kota di Indonesia.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, menjelaskan bahwa saat ini penyaluran Pertamax Green 95 telah mencapai lebih dari 5.000 liter setiap hari. Informasi ini didasarkan pada data distribusi di Surabaya, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.
“Ya saat ini kan penyaluran sekitar 5.000-6.000 (liter) per hari, gitu ya. Tapi baru sebatas di wilayah Surabaya dan Jakarta,” ujarnya kepada wartawan, ditulis Minggu (17/12/2023).
Pertamax Green 95 teridentifikasi sebagai varian bahan bakar dari lini Pertamax (RON 92) yang memperoleh penambahan campuran bioetanol sebesar 5 persen. Hal ini menandai kehadiran varian ‘green’ dalam rangkaian produk Pertamax series.
Leave a Reply