CVT Indonesia – Pertamina telah menjalin kerjasama dengan perusahaan manufaktur otomotif terkemuka, Toyota, dengan tujuan mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai sumber energi untuk kendaraan di Indonesia.
Perusahaan BUMN tersebut telah menjalin kerjasama dengan Toyota dalam pengembangan ekosistem hidrogen di Indonesia. Keputusan ini didasarkan pada reputasi Toyota sebagai perusahaan otomotif terkemuka yang telah sukses memproduksi kendaraan bertenaga hidrogen, khususnya model Mirai.
“Groundbreaking hydrogen refueling station (HRS) ini menjadi salah satu milestone dalam membangun ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia.,” jelas Dannif Danusaputro selaku Chief Executive Officer Pertamina NRE saat peresmian HRS, dikutip dari keterangan resmi.
Menurutnya, kerjasama ini diharapkan dapat memajukan pengembangan ekosistem hidrogen sebagai opsi alternatif bahan bakar kendaraan di Indonesia, dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada kendaraan berbahan bakar fosil dan mobil listrik yang menggunakan baterai.
Dannif dengan tegas menyatakan harapannya agar semakin banyak penyedia infrastruktur di sektor ini dapat berpartisipasi untuk mendukung percepatan pembentukan ekosistem kendaraan hidrogen di Indonesia.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Daan Mogot direncanakan menjadi stasiun pengisian energi terpadu yang akan menyediakan tiga jenis bahan bakar sekaligus, meliputi Bahan Bakar Minyak (BBM), gas, dan hidrogen.
Dengan menerapkan konsep High-Speed Hydrogen Refueling Station, stasiun ini diharapkan dapat melaksanakan pengisian hidrogen secara komersial dengan durasi pengisian yang tidak melebihi lima menit.
Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), menyatakan bahwa proyek ini, sebagai proyek pertama, diharapkan dapat menjadi contoh dan menjadi model bagi proyek-proyek berikutnya di masa yang akan datang.
“Kami berharap bahwa studi Pertamina ini dapat melengkapi upaya-upaya pengembangan ekosistem transportasi yang mendukung dekarbonisasi. Baik dalam pengembangan kendaraan konvensional yang semakin hemat bahan bakar, kendaraan dengan bahan bakar baru dan terbarukan, hingga kendaraan dengan teknologi-teknologi elektrifikasi,” ujar Nandi.
Leave a Reply