CVT Indonesia – Pada hari Minggu, tanggal 17 Desember, Nissan Motor mengumumkan niat mereka untuk merilis mobil listrik (EV) yang diproduksi di China ke pasar global.
Pengumuman ini mengikuti kesepakatan yang dicapai dengan sebuah universitas terkemuka di negara tersebut. Tujuan dari kemitraan ini adalah mempercepat penelitian dan pengembangan dalam ranah elektrifikasi dengan memanfaatkan sumber daya lokal
Produsen otomotif Jepang tersebut saat ini sedang melakukan evaluasi terhadap kemungkinan ekspor untuk serangkaian mobil yang tersedia saat ini, termasuk kendaraan dengan mesin pembakaran internal, mobil listrik murni, dan mobil plug-in hybrid yang akan segera diluncurkan.
Kendaraan-kendaraan ini diproduksi dan dikembangkan di China dengan niat untuk diperkenalkan ke pasar internasional.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Masashi Matsuyama, yang menjabat sebagai Wakil Presiden Nissan Motor dan Presiden Nissan China, kepada para wartawan di Beijing.
Nissan sedang melakukan pertimbangan untuk menargetkan pasar yang serupa dengan para pesaingnya dari China, seperti BYD, demikian disampaikan.
Perusahaan ini bergabung dengan merek-merek internasional, antara lain Tesla, BMW, dan Ford, yang memperluas ekspor kendaraan yang diproduksi di China. Langkah ini dimaksudkan untuk memanfaatkan biaya manufaktur yang lebih rendah di negara tersebut dan meningkatkan kapasitas operasional pabrik-pabrik yang dimiliki.
China berkontribusi sebesar dua puluh persen terhadap penjualan global Nissan, dengan jumlah kendaraan mencapai sekitar 2,8 juta unit selama sepuluh bulan pertama tahun ini. Angka ini menunjukkan penurunan dari sepertiga penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Produsen otomotif Jepang menghadapi tantangan serius dalam hal penjualan di China, yang merupakan pasar otomotif terbesar di dunia. Tantangan ini terjadi karena meningkatnya popularitas merek lokal dan persaingan harga yang sengit, terutama dalam konteks pergeseran cepat menuju adopsi kendaraan listrik.
Nissan telah mengumumkan rencananya untuk mendirikan sebuah pusat riset yang akan berkolaborasi dengan Universitas Tsinghua di China pada tahun depan. Pusat ini akan difokuskan pada penelitian serta pengembangan kendaraan listrik, termasuk upaya dalam infrastruktur pengisian dan teknologi daur ulang baterai.
“Kami berharap kolaborasi ini akan membantu kami memahami lebih dalam pasar China dan mengembangkan strategi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan pelanggan di China,” kata Presiden dan Chief Executive Officer Nissan, Makoto Uchida, dalam sebuah pernyataan.
Pusat penilitian ini merupakan upaya penilitian bersama dan perluasan yang dilakukan oleh perusahaan dengan Tsinghua dari tahun 2016 yang berfokus untuk teknologi mobilitas cerdas dan otonom. Demikian jelas Reuters.
Leave a Reply