Hyundai Jual Pabrik di Rusia Karena Perang Ukraina

CVT Indonesia – Direksi Hyundai telah memberikan persetujuan terhadap rencana untuk menjual seluruh kepemilikan mereka dalam anak perusahaan yang beroperasi di Rusia, yaitu Hyundai Motor Manufacturing Rus (HMMR).

Langkah ini merupakan kelanjutan dari keputusan sebelumnya yang diambil oleh Hyundai untuk menghentikan sementara operasi pabrik HMMR di St. Petersburg sejak bulan Maret 2022. Keputusan ini diputuskan sebagai respons terhadap invasi Rusia ke Ukraina yang terjadi pada bulan Februari 2022.

Hyundai memiliki rencana untuk menjual HMMR kepada perusahaan Rusia bernama Art-Finance, yang juga mencakup pabrik General Motors yang telah diakuisisi pada tahun 2020.

Walau demikian, Hyundai tidak secara sepenuhnya menarik diri, melainkan masih menjalankan operasi bisnis purna jual untuk melayani konsumen Rusia.

“Kami telah meninjau berbagai opsi atas penjualan dan kami berpikir ini adalah waktu yang tepat,” kata Hyundai kepada media Korea Herald, disitat dari Just Auto, Selasa (19/12).

“Di antara banyak perusahaan lokal yang berupaya mengakuisisi pabrik Rusia, Art-Finance menawarkan penawaran terbaik,” ujar Hyundai lagi.

Pabrik Hyundai di Rusia adalah fasilitas produksi keenam di luar Korea Selatan yang dimiliki oleh Hyundai. Fasilitas ini telah beroperasi sejak tahun 2011 dengan kapasitas produksi mencapai 200 ribu unit per tahun.

Produk utama yang dihasilkan di fasilitas tersebut meliputi Hyundai Solaris, Creta, dan juga Kia Rio.

Pada tahun 2020, Hyundai memperoleh pabrik General Motors di St. Petersburg setelah produsen asal Amerika Serikat tersebut memutuskan untuk mengakhiri kehadirannya di Rusia. Akuisisi ini meningkatkan kapasitas produksi Hyundai sebesar 100 ribu unit.

Pada tahun 2021, produksi mencapai 234 ribu unit, sementara Hyundai berhasil menjual 373.132 unit, yang menggambarkan sekitar 24 persen dari pangsa pasar mobil di Rusia.

Setelah dimulainya konflik antara Rusia dan Ukraina, produksi Hyundai hanya mencapai 44 ribu mobil selama tahun 2022, dan pada tahun ini tidak ada unit yang diproduksi.

Penurunan ini menyebabkan 2.500 karyawan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), sementara yang tersisa diberikan cuti dengan pembayaran tetap.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *