TKDN BinguoEV Lebih Tinggi Dari Air EV, Tembus 47%

CVT Indonesia – Wuling BinguoEV memperoleh Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 47,55 persen, nilai tersebut lebih tinggi daripada TKDN Air EV yang hanya mencapai 40,04 persen. Ini menandai Wuling BinguoEV sebagai kendaraan listrik terbaru yang dibuat dengan menggunakan komponen lokal.

Seperti yang terverifikasi dalam sertifikat TKDN Kementerian Perindustrian, Wuling BinguoEV tercatat memiliki TKDN sebesar 47,55 persen. Hal ini menandakan bahwa nilai TKDN Wuling BinguoEV secara signifikan melampaui Air EV yang hanya mencapai 40,04 persen.

Dengan memenuhi persyaratan TKDN minimal sebesar 40 persen, BinguoEV memiliki potensi untuk memperoleh insentif PPN sebesar 10 persen dari pemerintah, sama seperti Wuling Air EV yang juga memenuhi kriteria TKDN tersebut, sehingga harganya berhasil dikurangi hingga mencapai angka Rp 20 jutaan.

Wuling BinguoEV

Ya, telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38 Tahun 2023 tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023, bahwa pemerintah memberikan insentif PPN terhadap kendaraan roda empat listrik yang memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40 persen.

Oleh karena itu, besaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang wajib dibayarkan adalah sebesar 1 persen. Penting juga untuk mencatat bahwa dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa insentif ini diberlakukan mulai masa pajak April 2023 hingga masa pajak Desember 2023.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran dari Wuling Motors, Dian Asmahani, juga telah mengungkapkan kemungkinan bahwa harga BinguoEV dapat menjadi lebih terjangkau jika mendapatkan insentif serupa dengan yang diterima oleh Air EV.

“Harga yang kita umumkan belum termasuk insentif dari pemerintah. Jadi nantinya bisa lebih murah dari ini,” ujar Dian.

Hingga saat ini, diketahui bahwa Wuling BinguoEV ditawarkan dengan harga berkisar antara Rp 358 juta hingga Rp 408 juta (OTR Jakarta).

Terdapat informasi dari sumber penjualan Wuling yang mengindikasikan kemungkinan subsidi untuk BinguoEV sekitar Rp 25-35 juta. Untuk varian Long Range, subsidi diperkirakan sebesar Rp 25-30 juta, sementara untuk varian Premium Range, estimasi subsidi mencapai Rp 30-35 juta.

Apabila dihitung, varian Long Range yang saat ini dijual seharga Rp 358 juta berpotensi mengalami pengurangan hingga Rp 328 juta. Sementara itu, varian Premium Range dengan estimasi subsidi sebesar Rp 35 juta, memiliki potensi penurunan harga menjadi sekitar Rp 373 juta.

Perbincangan mengenai harga Wuling BinguoEV memang menjadi fokus utama. Perbandingannya dengan harga di China menunjukkan perbedaan hingga tiga kali lipat lebih mahal di Indonesia, di mana di China, mobil tanpa emisi tersebut ditawarkan mulai dari Rp 130 jutaan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *